Whatsapp

seuntai kata yang bisa mewakili seribu kalimat...^8^
SENi DALam PENantian Hati (Bahagia)

Tuesday, May 28, 2019

Mahabarata Vs i Lagaligo (Sawerigading)


Sahabat Travel berwisata atau tour tidak lepas dari sejarah Budaya, kekayaan indonesia tidak hanya dari alam namun sejarah budaya yang banyak menarik perhatian datang berkunjung.

Sahabat traveler ketika anda di tanya "pernah dengar tentang Mahabarata?
Dari pengalaman penulis 99% oramg Indonesia tahu atau pernah dengar tentang cerita Mahabarata dari India.

Pertanyaan selajutnya apa anda pernah dengar atau baca cerita I Lagaligo atau Sawerigading?
Dari pengalaman penulis tidak lebih dari 30% orang Indonesia tahu tentang cerita tersebut.
Nah dalam kesempatan ini penulis akan bercerita sedikit tentang cerita i Lagaligo dari tana Luwu atau Palopo. Cerita ini sebenarnya sudah di ketahui sebagian orang di Eropa dan Amerika dan bahkan pernah ada teater dramanya. Yah mungkin karena belum masuk TV jadi tidak begitu terkenal.



Cerita i Lagaligo adalah cerita Terpanjang di seluruh dunia karna +- 6.000 halama yg bertuliskan huruf Lontara atau bahasa daerah Bugis kuno. Namun adanya pergeseran atau percampuran budaya orang Luwu/Palopo sekarang bahasanya Mirip bahasa Toraja.



Lagaligo sebetulnya adalah seorang penulis, kemudian tulisannya di kumpulkan dan jadikan buku dan di beri judul I lagaligo. Dalam buku Lagaligo banyak menceritkan tentang Ayahnya "Sawerigading".

Cerita i lagalogo juga mirip Cerita Adam dan Hawa. Dalam Buku ini tokohnya Batara Guru dari Langit dan We Nyili dari Dasar Bumi. Ada beberapa pendapat dari para sejarawan dan budayawan tentang isi buku ini namun penulis tidak ingin debat atau saling menyalahkan satu sama lain karena kita bukan saksi hidup atau belum lahir masa itu. Tujuan kami hanya memberikan sedikit informasi tentang Sejarah Budaya Sulawesi Selatan atau kerajaan Luwu khususnya.

Dalam buku i Lagaligo banyak di ceritakan tentang tokoh bernama "Sawerigading" yang ounya saudari titi bernama "Tenri Abeng" cerita ini mirip dengan kisah Sangkuriang dari Jawa Barat yang jatuh Cinta Pada ibu kandungnya. Cerita Sawerigading sendiri jatuh Cinta pada adik kandungnya. Singkat cerita dia tidak di restui dan di surihlah ia pergi ke negeri cina menikahi seorang gadis bernama We Cudai. Negeri Cina yang di Maksud ada 2 pendapat, sebagian sejarawan berpendapat bahwa negeri Cina yang di Maksud adalah kamoung Cina di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan atau kampung pak Yusuk Kalla sang wakil presiden Republik Indonesia. Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Cina yang di Maksud adalah China daratan atau lebih di kenal RRC sekarang ini.

Nama Sawerigading tidak hanya di kenal di begeri Luwu saja tapi beberapa tempat di Sulawesi bahkan di negeri Jiran Malaysia.
Di Malaysia lebih di kenal Suwiragading. Sebelum Sawerigading pergi ke negeri Cina dirinya pernah bersumpah tidak akan kembali ke Luwu karena kecewa tidak dapat mempersunting Tenri Abeng. Di Negeri cina dia menikah dengan We cudai dan memiliki abak Bernama I Lagaligo yang jika di artikan ke Bahasa Luwu adalah bayi ini dulu di masa kandungan banyak goyang di dalam rahim/perut ibunya. Setelah dewasa istri dan anak Sawerigading meminta agar bisa melihat negeri atau kampung halaman Sawerigading. Meskipun ragu karena sumpahnya namun permintaam itu tetap di penuhi. Berlayarlah sang kapten namu. Ketika berada di area perairan Bulukumba atau Selayar kapalnya di hantam ombak yang sangat besar hancur berkeping keping. Sebagian orang Luwu percaya bahwa beliau terdampar di Selayar.

Demikianlah cerita singkat dari "I Lagaligo Atau Cerita tentang Sawerigading" semoga pembaca tidak puas agar bisa lebih menggali atau membeli buki tersebut.

Penulis bukan manusia sempurna karena kesempurnaan milik Allah.

Penulis tentu banyak kekeliruan tapi bukan hal penting, karna tujuan kami ingi perkenalkan sejarah dan budaya kita Indonesia khususnya Sulawesi Selatan kepada dunia Luar dan terkhusus dalam negeri kita yang tercinta.
Jika anda paham dan tahu banyak mari kita sharing bukan saling menyalahkan seperti sebagian orang.

Terima kasih lek'



Sumber :
Cerita orang tua
Google dan
Buku Sawerigading
Maaf lupa nama penulisnya

No comments:

Post a Comment